PENELITIAN NILAI UN B. INDONESIA SMA 58
JAKARTA
Japar Sidik
Jurnal Statistika dan Probabilitas
Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
Email : jurnal@sttgarut.ac.id
1306074@sttgarut,ac,id
KATA
KUNCI: distribusi frekuensi kumulatif, distribusi frekuensi kumulatif, histogram
frekuensi, polygon frekuensi, poligon, ukuran pusat data tunggal, ukuran pusat
data kelompok, letak data, mean, mediam, modus, kuartil, desil, dan persentil.
1306074@sttgarut,ac,id
ABSTRAK
Distribusi
Frekuensi atau Sebaran Frekuensi atau Bagian Distribusi Frekuensi adalah suatu
pengelompokan atau penyusunan data menjadi tabulasi data yang memakai kelas –
kelas data dan dikaitkan dengan masing – masing frekuensinya disebut.
Ukuran Pemusatan
Data adalah bilangan atau keterangan yang dapat mewakili deretan bilangan atau
deretan keterangan tertentu atau suatu nilai yang mewakili suatu kelompok data
yang pada umunya mempunyai kecenderungan terletak di tengah – tengah dan
memusat dalam suatu kelompok data yang disusun menurut besar kecilnya nilai
data.
Dalam makalah
ini dijelasakan mengenai penyajian distribusi frekuensi dan ukuran numeric atau
terpusat. Penyajian distribusi frekuensi terdiri dari distribusi frekuensi
kumulatif, distribusi frekuensi kumulatif, histogram frekuensi, polygon
frekuensi, dan polygon. Sedangkan penyajian data terpusatnya terdiri dari
mean, mediam, modus,
kuartil, desil, dan persentil.
I.
PENDAHULUAN
Dalam arti sempit, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka
(kuantitatif). Statistik penduduk, misalnya adalah data atau keterangan
berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlah, rata-rata umur,
distribusinya, presentase penduduk yang buta huruf), statistic
personalia (jumlahnya, rata-rata masa kerja, rata-rata jumla angota
keluarga, persentase yang sarjana), dan sebagainya.
Tujuan dari penulisan Penelitian Tugas
ini adalah untuk membuat penilain menjadi efektif dan efisien.
II.
LANDASAN TEORI
A. Tabel Distibusi
Frekuensi
Data yang diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa random dapat
disusun menjadi data yang berurutan satu per satu atau berkelompok, yaitu data
yang telah disusun ke dalam kelas-kelas tertentu. Tabel untuk distribusi
frekuensi disebut dengan Tabel Distribusi Frekuensi atau Tabel Frekuensi saja.
Jadi, distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval
tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar. Distribusi Tunggal
adalah satuan-satuan unit, urutan tiap skor, atau tiap varitas tertentu. Daftar
yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi kelompok atau tabel
frekuensi bergolong. Distribusi bergolong terdiri atas beberapa interval kelas
dalam penyusunannya. Selanjutnya, dari distribusi frekuensi dapat diperoleh
keterangan atau gambaran dan sistematis dari data yang diperoleh
B. Grafik Histogram
Histogram adalah grafik yang sering digunakan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi. Histogram merupakan grafik batang dari distribusi
frekuensi. Pada histogram, batang-batangnya saling melekat atau berhimpitan.
Grafik dibuat dengan cara menarik garis dari satu titik tengah batang histogram
ke titik tengah batang histogram yang lain. Agar supaya diperoleh grafik yang
tertutup harus dibuat dua kelas baru dengan panjang kelas sama dengan frekuensi
nol pada kedua ujungnya di kiri dan kanan. Pembuatan dua kelas baru itu
diperbolehkan karena grafik histogram merupakan kurve tertutup. Pada pembuatan
histogram digunakan sistem salib sumbu. Sumbu mendatar (sumbu X) menyatakan
interval kelas (batas bawah dan batas atas masing-masing kelas) dan sumbu tegak
(sumbu Y) menyatakan frekuensi.
Langkah-langkah Membuat Histogram
a. Membuat absis dan ordinat, berbanding seperti 10 : 7
b. Absis diberi nama “Nilai“ dan ordinat diberi nama “Frekuensi“, atau f
c. Membuat skala pada absis dan ordinat. Perskalaan pada absis ini
tidak perlu sama perskalaan pada
ordinat. Hal yang penting adalah skala pada absis harus dapat memuat semua
nilai (dan oleh karena histogram dibuat atas dasar batas nyata, maka
skala-skala pada ordinat harus dapat memuat frekuensi tertinggi).
d. Mendirikan segiempat-segiempat pada absis. Tinggi masing-masing
segiempat harus sama dengan (sesuai dengan) frekuensi tiap-tiap nilai
variabelnya. Segiempat-segiempat ini berimpit satu sama lain pada batas
nyatanya.
Dari tabel dapat dibuat histogram sebagai berikut.
Contoh lain, dengan data distribusi prestasi belajar “Statitiska I” dari
mahasiswa PGSD, diperoleh data sebagai berikut.
Dari data pada tabel 1.9 , diperoleh histogram sebagai berikut.
Dari kedua contoh tersebut, tidak terdapat perbedaan pembuatan histogram
dengan menggunakan batas nyata dengan pembuatan histogram dengan menggunakan
titik tengah. Hal yang berbeda dalam hal ini adalah nilai-nilai yang
dicantumkan pada absis, yang satu mencantumkan batas nyata, sedangkan lainnya
mencantumkan titik tengah.
C. Grafik Poligon
Untuk membuat grafik poligon, sebenarnya tidak ada perbedaan penting antara
grafik histogram dengan grafik poligon. Perbedaan dalam hal ini terletak hanya
pada
a) Grafik histogram “lazimnya” dibuat dengan mengunakan batas nyata,
sedangkan grafik poligon selalu menggunakan titik tengah.
b) Grafik histogram berwujud segiempat-segiempat, sedang grafik poligon
berwujud garis-garis atau kurve (garis-garis yang sudah dilicinkan).
Grafik poligon disebut juga grafik poligon frekuensi, dibuat dengan
menghubung-hubungkan titik-titik koordinat (pertemuan titik tengah dengan
frekuensi tiap kelas) secara berturut-turut. Sebagai contoh, dapat dibuat
grafik poligon dari data pada tabel 1.9. sebelumnya.
D. Grafik Ogive
Grafik ini disebut juga dengan grafik frekuensi meningkat. Grafik semacam
ini, tidak banyak digunakan dibandingkan dengan kedua grafik sebelumnya
(histogram dan poligon). Grafik Ogive dapat dibuat, baik dari distribusi
tunggal maupun dari distribusi bergolong. Pembuatan Ogive dimulai dengan
cara-cara seperti membuat grafik lainnya, yaitu: (1) membuat sumbu absis dan
ordinat, berbanding kira-kira seperti satu banding tiga perempat, (2) membuat
skala pada absis untuk mencantumkan batas-batas nyata, dan skala pada ordinat
untuk mencantumkan frekuensi meningkatnya, (3) menarik garis-garis dari batas
bawah di sebelah kiri berturut-turut ke batas nyata di atasnya pada ketinggian
menurut frekuensi intervalinterval yang bersangkutan, (4) selanjutnya,
disempurnakan dengan mencantumkan keterangan yang diperlukan untuk penyajian.
Hal yang perlu diketahui bahwa grafik Ogive dibuat dengan menggunakan batas
nyata dan bukan titik tengah sebagaimana grafik poligon. Berikut ini diberikan
contoh untuk membuat grafik Ogive dari distribusi bergolong. Grafik Ogive dapat
dibuat dengan frekuensi meningkat dari atas atau dari bawah..
Grafik Ogive digunakan, apabila ingin mengetahui “kedudukan”
seseorang tentang sesuatu hal dalam kelompoknya sendiri, bukan pola sifat atau
kecakapan kelompok seluruhnya. Oleh karena itu, banyak ditemui hasil-hasil tes
bakat, tes kemampuan khusus, dan semacamnya yang dilaporkan dalam bentuk Ogive
atau grafik frekuensi meningkat. Hal ini disebabkan karena nilai-nilai test
semacam itu kerapkali digunakan untuk mengadakan penilaian tentang
kecakapan perorangan
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Siswa-siswi SMA 58 Jakarta
B.
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
No
|
Nilai
|
1
|
84
|
11
|
94
|
21
|
82
|
31
|
76
|
41
|
86
|
2
|
84
|
12
|
80
|
22
|
74
|
32
|
76
|
42
|
78
|
3
|
74
|
13
|
78
|
23
|
90
|
33
|
88
|
43
|
80
|
4
|
82
|
14
|
92
|
24
|
68
|
34
|
76
|
44
|
84
|
5
|
82
|
15
|
84
|
25
|
80
|
35
|
72
|
45
|
90
|
6
|
78
|
16
|
84
|
26
|
86
|
36
|
84
|
46
|
86
|
7
|
94
|
17
|
90
|
27
|
78
|
37
|
86
|
47
|
84
|
8
|
94
|
18
|
82
|
28
|
82
|
38
|
82
|
48
|
74
|
9
|
80
|
19
|
82
|
29
|
88
|
39
|
92
|
49
|
72
|
10
|
80
|
20
|
84
|
30
|
82
|
40
|
76
|
50
|
76
|
B.
Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel Ini untuk menentukan nilai
maksimal, nilai minimal, nilai Range, banyaknya kelas dan interval. Dibawah ini
sudah di tentukan ,
Nilai Max
|
94
|
|
Nilai Min
|
68
|
|
Jangkauan
|
26
|
|
B. Kelas
|
6
|
|
P. Interval
|
4,333333333
|
4
|
Data yang di
atas ini di rekap dalam tabel.
Rekap
Data Dalam Tabel
|
|||
Tepi
Bawah
|
Tepi
Atas
|
Turus
|
Frekuensi
|
68
|
72
|
3
|
|
73
|
77
|
8
|
|
78
|
82
|
17
|
|
83
|
87
|
12
|
|
88
|
92
|
7
|
|
93
|
97
|
3
|
|
Jumlah
|
50
|
C. Table Distribusi Frekuensi Relatif
Tabel
ini di peroleh nilai tepi bawah, tepi atas, frekuesnsi dan frekuensi relatif.
Tabel
Distribusi Frekuensi Relatif
|
|||
Tepi
Bawah
|
Tepi
Atas
|
Frekuensi
|
Relatif
|
68
|
72
|
3
|
6%
|
73
|
77
|
8
|
16%
|
78
|
82
|
17
|
34%
|
83
|
87
|
12
|
24%
|
88
|
92
|
7
|
14%
|
93
|
97
|
3
|
6%
|
Jumlah
|
50
|
100%
|
D, Tabel
Distribusi Kumulatif
Tabel ini untuk menentukankuran dari
dan lebih dari data yang di atas dan menentukan frekuensi kumulatif nya.
Kurang
Dari
|
Frekuensi Komulatif
|
|
<67
|
0
|
|
<72
|
3
|
|
<77
|
11
|
|
<82
|
28
|
|
<87
|
40
|
|
<92
|
47
|
|
<97
|
50
|
|
Lebih
Dari
|
Frekuensi Komulatif
|
|
>67
|
50
|
|
>72
|
47
|
|
>77
|
39
|
|
>82
|
22
|
|
>87
|
10
|
|
>92
|
3
|
|
>97
|
0
|
E. Histogram Frekuensi
Data ini
untuk menetukan frekuensi dari data yang diatas.
Histogram
Frekuensi
|
||||
Tepi
Bawah
|
Tepi
Atas
|
Batas Bawah
|
Batas Atas
|
Frekuensi
|
68
|
72
|
67,5
|
72,5
|
3
|
73
|
77
|
72,5
|
77,5
|
8
|
78
|
82
|
77,5
|
82,5
|
17
|
83
|
87
|
82,5
|
87,5
|
12
|
88
|
92
|
87,5
|
92,5
|
7
|
93
|
97
|
92,5
|
97,5
|
3
|
Dan di
peroleh grafik Histogram
F. Poligon Frekuensi
Data ini
untuk menetukan Nilai tengah dari tepi bawah dan tepi atas.
Poligon
Frekuensi
|
|||
Tepi
Bawah
|
Tepi
Atas
|
N. Tengah
|
Frekuensi
|
65
|
0
|
||
68
|
72
|
70
|
3
|
73
|
77
|
75
|
8
|
78
|
82
|
80
|
17
|
83
|
87
|
85
|
12
|
88
|
92
|
90
|
7
|
93
|
97
|
95
|
3
|
100
|
Dan
poligon grafik nya
G. Ogif Frekuensi
Data ini
menetukan kuran dari i data di atas.
Data ini
menetukan lebih dari i data di atas.
Penyajian Data Terpusat/Numerik
TB
|
TA
|
F
|
FK
|
NT
|
F.NT
|
68
|
72
|
3
|
3
|
70
|
210
|
73
|
77
|
8
|
11
|
75
|
600
|
78
|
82
|
17
|
28
|
80
|
1360
|
83
|
87
|
12
|
40
|
85
|
1020
|
88
|
92
|
7
|
47
|
90
|
630
|
93
|
97
|
3
|
50
|
95
|
285
|
Jumlah
|
50
|
1.
Mean
Mean =
jumlah nilai data pengamatan / banyaknya data anggota sampel.
Mean= 4110/50
= 82,2
Jadi ukuran
pusat rata-rata tunggal dari data tersebut adalah 82,2
2. Median
Jumlah data
frekuensi data sample =f = n/2= 50/2 = 25. Maka f nya adalah 15. Dan
letak medianya ada di 78-82.
Keterangan:
- n= 50 f = 17
- interval = 78-82= 4 F = 18
- TBMe= 77+78/2 = 77,5
Median= TBMe
+ (1/2n-F)/f x interval
= 77,5 + (1/2 x 50 – 17)/4
= 77,5 + (25 – 18)/4
= 77,5 + 7/4
= 77,5 + 1,75
= 79,25
3. Modus
Keterangan:
- Karena frekuensi terbanyak ada di 78-82,
maka letak modusnya pun disanya.
- d1= 17-8= 9
-
d2= 17-12= 5
- TBMo= 77+78/2 = 77,5
- interval = 4
Modus = TBMo
+ d1/(d1+d2) x interval
= 77,5 + 9/(9+5) x 4
= 77,5 + 9/14 x 4
= 77,5 + 2,571
= 80,071
Jadi ukuran
pusat modus tunggal dari data tersebut adalah 80,071
4.
Kuartil
Keterangan: Kuartil, membagi data menjadi
seperempat bagian yang sama untuk data terurut
§ Kuartil 1
Letak Q1
= ¼ x n = ¼ x 50 = 12.5
TBQ1 = 77+78/2
= 77.5
i = 4
F1= 11
f1 = 17
Q1
= TBQ1 + i [(Letak Q1-F1)/f1]
= 77.5 + 4 [(12.5-11)/17]
= 77.5 + 4 (1.5/17)
= 77.5 + 4 (0.088)
= 77.5 + 0,352
= 77,582
- Kuartil 2
Letak Q2 = 2/4
x n = 2/4 x 50 = 25
TBQ2 = 77+78/2
= 77.5
i = 4
F1= 11
f1 = 17
Q2
= TBQ2 + i [(Letak Q2-F2)/f2]
= 77.5 + 4 [(25-11)/17]
= 77.5 + 4 (14/17)
= 77.5 + 4 (0.82)
= 77.5 + 3,28
= 80,79
- Kuartil 3
Letak Q3 = ¾
x n = ¾ x 50 = 37.5
TBQ3 = 82+83/2
= 82.5
i = 4
F3= 28
f3 = 18
Q3
= TBQ3 + i [(Letak Q3-F3)/f3]
= 82.5 + 4 [(37.5-28)/12]
= 82.5 + 4 (9.5/12)
= 82.5 + 4 (0,79)
= 82.5 + 3,1
= 85,66
5.
Desil
Desil, sekelompok data terurut terbagi menjadi 10
bagian yang sama. Karena desil itu membagi letaknya menjadi 10, maka untuk
pembahasan kali ini hanya akan diberikan contohnya desil 1-3 saja.
- Desil 1
LD1 = 1/10 x
n = 1/10 x 50 = 5
TBD1 = 72+73/2
= 72.5
i = 4
F1= 3
f1 = 8
D1
= TBD1 + i [(LD1-F)/f]
= 72.5 + 4 [(5-3)/8]
= 72.5 + 4 (2/8)
= 72.5 + 1
= 73.5
- Desil 2
LD2 = 2/10 x
n = 2/10 x 50 = 10
TBD2 = 72+73/2
= 72.5
i = 4
F1= 3
f1 = 8
D2
= TBD2 + i [(LD2-F)/f]
= 72.5 + 4 [(10-3)/8]
= 72.5 + 4 (7/8)
= 72.5 + 3,5
= 76
- Desil 3
LD3 = 2/10 x
n = 3/10 x 50 = 15
TBD3 = 77+78/2
= 77.5
i = 4
F1= 11
f1 = 17
D3
= TBD3 + i [(LD3-F)/f]
= 77.5 + 4 [(15-3)/17]
= 77.5 + 4 (12/17)
= 77.5 + 2,86
= 78,4
6.
Persentil
Persentil, sekelompok data terurut terbagi menjadi 100
bagian yang sama. Karena persentil itu membagi letaknya dari 100, maka
untuk pembahasan kali ini hanya akan diberikan contohnya persentil 1-3 saja.
- Persentil 1
LP1 = 1/100
x n = 1/100 x 50 = 0.5
TBP1 = 67+68/
2 = 67.5
i = 4
F1= 0
f1 = 3
P1
= TBP1 + i [(LP1-F1)/f1]
= 67.5 + 4 [( 0.5-0)/3]
= 67.5 + 4 (0.5/3)
= 67.5 + 0,66
= 68,16
- Persentil 2
LP2 = 2/100
x n = 2/100 x 50 = 1
TBP2 = 67+68/
2 = 67.5
i = 4
F1= 0
f1 = 3
P2
= TBP2 + i [(LP2-F1)/f1]
= 67.5 + 4 [( 1-0)/3]
= 67.5 + 4 (1/3)
= 67.5 + 5,33
= 68,83
- Persentil 3
LP3 = 3/100
x n = 3/100 x 50 = 1.5
TBP1 = 67+68/
2 = 67.5
i = 4
F1= 0
f1 = 3
P3
= TBP1 + i [(LP1-F1)/f1]
= 67.5 + 4 [( 1,5-0)/3]
= 67.5 + 4 (1,5/3)
= 67.5 + 2
= 69,5
IV.
KESIMPULAN/SARAN
Berdasarkan hasil analisis current system atau sistem yang sedang berjalan,
prosedur penilaian yang menjadi kekurangan dari sistem yang sedang berjalan
ialah dalam Penilaian yang tidak efektif, karena masih menggunakan pekerjaan
secara manual. Oleh karena itu dibutuhkan suatu penelitian yang mampu membantu
dalam pekerjaan sekolah.
- Mean = 82,2
- Median = 79,25
- Modus = 80,07
- Kuartil :
a.
Kuartil 1 = 77,85
b. Kuartil 2 = 80,79
c.
Kuartil 3 = 85,66
- Desil:
a.
Desil 1 = 73,5
b. Desil 2 = 76
c.
Desil 3 = 78,4
- Persentil:
a.
Persentil 1
= 68,16
b. Persentil 2 = 68,83
c.
Persentil 3
= 69,50
V.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chikolah.web.id/2011/09/langkah-langkah-membuat-tabel.html
Satria,Eri. 2015. Statistik dan Probabilitas: Penyajian Data Numerik. STTG:Garut.
Satria,Eri. 2015. Statistik dan Probabilitas: Penyajian Data Numerik. STTG:Garut.
0 komentar:
Posting Komentar