PENELITIAN JUMLAH PENGUNJUNG DI BLOG
Japar Sidik
Jurnal Statistika dan Probabilitas
Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
Email : jurnal@sttgarut.ac.id
1306074@sttgarut,ac,id
ABSTRAK
Distribusi Frekuensi atau Sebaran Frekuensi atau Bagian Distribusi Frekuensi adalah suatu pengelompokan atau penyusunan data menjadi tabulasi data yang memakai kelas – kelas data dan dikaitkan dengan masing – masing frekuensinya disebut.
Ukuran Pemusatan Data adalah bilangan atau keterangan yang dapat mewakili deretan bilangan atau deretan keterangan tertentu atau suatu nilai yang mewakili suatu kelompok data yang pada umunya mempunyai kecenderungan terletak di tengah – tengah dan memusat dalam suatu kelompok data yang disusun menurut besar kecilnya nilai data.
Dalam makalah ini dijelasakan mengenai penyajian distribusi frekuensi dan ukuran numeric atau terpusat. Penyajian distribusi frekuensi terdiri dari distribusi frekuensi kumulatif, distribusi frekuensi kumulatif, histogram frekuensi, polygon frekuensi, dan polygon. Sedangkan penyajian data terpusatnya terdiri dari
mean, mediam, modus, kuartil, desil, dan persentil.
KATA KUNCI: distribusi frekuensi kumulatif, distribusi frekuensi kumulatif, histogram frekuensi, polygon frekuensi, poligon, ukuran pusat data tunggal, ukuran pusat data kelompok, letak data, mean, mediam, modus, kuartil, desil, dan persentil.
I. PENDAHULUAN
Dalam arti sempit, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif). Statistik penduduk, misalnya adalah data atau keterangan berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlah, rata-rata umur, distribusinya, presentase penduduk yang buta huruf), statistic personalia (jumlahnya, rata-rata masa kerja, rata-rata jumla angota keluarga, persentase yang sarjana), dan sebagainya.
Tujuan dari penulisan Penelitian Tugas ini adalah untuk membuat penilain menjadi efektif dan efisien.
II. LANDASAN TEORI
A. Tabel Distibusi Frekuensi
Data yang diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa random dapat disusun menjadi data yang berurutan satu per satu atau berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam kelas-kelas tertentu. Tabel untuk distribusi frekuensi disebut dengan Tabel Distribusi Frekuensi atau Tabel Frekuensi saja. Jadi, distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar. Distribusi Tunggal adalah satuan-satuan unit, urutan tiap skor, atau tiap varitas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi kelompok atau tabel frekuensi bergolong. Distribusi bergolong terdiri atas beberapa interval kelas dalam penyusunannya. Selanjutnya, dari distribusi frekuensi dapat diperoleh keterangan atau gambaran dan sistematis dari data yang diperoleh
B. Grafik Histogram
Histogram adalah grafik yang sering digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi. Histogram merupakan grafik batang dari distribusi frekuensi. Pada histogram, batang-batangnya saling melekat atau berhimpitan. Grafik dibuat dengan cara menarik garis dari satu titik tengah batang histogram ke titik tengah batang histogram yang lain. Agar supaya diperoleh grafik yang tertutup harus dibuat dua kelas baru dengan panjang kelas sama dengan frekuensi nol pada kedua ujungnya di kiri dan kanan. Pembuatan dua kelas baru itu diperbolehkan karena grafik histogram merupakan kurve tertutup. Pada pembuatan histogram digunakan sistem salib sumbu. Sumbu mendatar (sumbu X) menyatakan interval kelas (batas bawah dan batas atas masing-masing kelas) dan sumbu tegak (sumbu Y) menyatakan frekuensi.
Langkah-langkah Membuat Histogram
a. Membuat absis dan ordinat, berbanding seperti 10 : 7
b. Absis diberi nama “Nilai“ dan ordinat diberi nama “Frekuensi“, atau f
c. Membuat skala pada absis dan ordinat. Perskalaan pada absis ini tidak perlu sama perskalaan pada ordinat. Hal yang penting adalah skala pada absis harus dapat memuat semua nilai (dan oleh karena histogram dibuat atas dasar batas nyata, maka skala-skala pada ordinat harus dapat memuat frekuensi tertinggi).
d. Mendirikan segiempat-segiempat pada absis. Tinggi masing-masing segiempat harus sama dengan (sesuai dengan) frekuensi tiap-tiap nilai variabelnya. Segiempat-segiempat ini berimpit satu sama lain pada batas nyatanya.
Dari tabel dapat dibuat histogram sebagai berikut.
Contoh lain, dengan data distribusi prestasi belajar “Statitiska I” dari mahasiswa PGSD, diperoleh data sebagai berikut.
Dari data pada tabel 1.9 , diperoleh histogram sebagai berikut.
Dari kedua contoh tersebut, tidak terdapat perbedaan pembuatan histogram dengan menggunakan batas nyata dengan pembuatan histogram dengan menggunakan titik tengah. Hal yang berbeda dalam hal ini adalah nilai-nilai yang dicantumkan pada absis, yang satu mencantumkan batas nyata, sedangkan lainnya mencantumkan titik tengah.
C. Grafik Poligon
Untuk membuat grafik poligon, sebenarnya tidak ada perbedaan penting antara grafik histogram dengan grafik poligon. Perbedaan dalam hal ini terletak hanya pada
a) Grafik histogram “lazimnya” dibuat dengan mengunakan batas nyata, sedangkan grafik poligon selalu menggunakan titik tengah.
b) Grafik histogram berwujud segiempat-segiempat, sedang grafik poligon berwujud garis-garis atau kurve (garis-garis yang sudah dilicinkan).
Grafik poligon disebut juga grafik poligon frekuensi, dibuat dengan menghubung-hubungkan titik-titik koordinat (pertemuan titik tengah dengan frekuensi tiap kelas) secara berturut-turut. Sebagai contoh, dapat dibuat grafik poligon dari data pada tabel 1.9. sebelumnya.
D. Grafik Ogive
Grafik ini disebut juga dengan grafik frekuensi meningkat. Grafik semacam ini, tidak banyak digunakan dibandingkan dengan kedua grafik sebelumnya (histogram dan poligon). Grafik Ogive dapat dibuat, baik dari distribusi tunggal maupun dari distribusi bergolong. Pembuatan Ogive dimulai dengan cara-cara seperti membuat grafik lainnya, yaitu: (1) membuat sumbu absis dan ordinat, berbanding kira-kira seperti satu banding tiga perempat, (2) membuat skala pada absis untuk mencantumkan batas-batas nyata, dan skala pada ordinat untuk mencantumkan frekuensi meningkatnya, (3) menarik garis-garis dari batas bawah di sebelah kiri berturut-turut ke batas nyata di atasnya pada ketinggian menurut frekuensi intervalinterval yang bersangkutan, (4) selanjutnya, disempurnakan dengan mencantumkan keterangan yang diperlukan untuk penyajian. Hal yang perlu diketahui bahwa grafik Ogive dibuat dengan menggunakan batas nyata dan bukan titik tengah sebagaimana grafik poligon. Berikut ini diberikan contoh untuk membuat grafik Ogive dari distribusi bergolong. Grafik Ogive dapat dibuat dengan frekuensi meningkat dari atas atau dari bawah..
Grafik Ogive digunakan, apabila ingin mengetahui “kedudukan” seseorang tentang sesuatu hal dalam kelompoknya sendiri, bukan pola sifat atau kecakapan kelompok seluruhnya. Oleh karena itu, banyak ditemui hasil-hasil tes bakat, tes kemampuan khusus, dan semacamnya yang dilaporkan dalam bentuk Ogive atau grafik frekuensi meningkat. Hal ini disebabkan karena nilai-nilai test semacam itu kerapkali digunakan untuk mengadakan penilaian tentang kecakapan perorangan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Jumlah Pengunjung
B. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel Ini untuk menentukan nilai maksimal, nilai minimal, nilai Range, banyaknya kelas dan interval. Dibawah ini sudah di tentukan ,
Data yang di atas ini di rekap dalam tabel.
C. Table Distribusi Frekuensi Relatif
Tabel ini di peroleh nilai tepi bawah, tepi atas, frekuesnsi dan frekuensi relatif.
D, Tabel Distribusi Kumulatif
Tabel ini untuk menentukankuran dari dan lebih dari data yang di atas dan menentukan frekuensi kumulatif nya.
E. Histogram Frekuensi
Data ini untuk menetukan frekuensi dari data yang diatas.
Dan di peroleh grafik Histogram
F. Poligon Frekuensi
Data ini untuk menetukan Nilai tengah dari tepi bawah dan tepi atas.
Dan poligon grafik nya
G. Ogif Frekuensi
Data ini menetukan kuran dari i data di atas.
Data ini menetukan lebih dari i data di atas.
Penyajian
Data Terpusat/Numerik
1. Mean
Mean = jumlah nilai data pengamatan /
banyaknya data anggota sampel.
Mean= 426/20 = 21,3
Jadi ukuran pusat rata-rata tunggal dari
data tersebut adalah 21,3
2. Median
Jumlah data frekuensi data sample =f =
n/2= 20/2 = 10. Maka f nya adalah 1. Dan letak medianya ada di 13-24.
Keterangan:
1.
n= 20
f = 1
2.
interval
= 24-13=
11
F = 9
3.
TBMe= 13+12/2
= 12,5
Median= TBMe + (1/2n-F)/f x interval
= 12,5 + (1/2 x 20 – 9)/11
= 12,5 + (10 – 9)/11
= 12,5 + 1/11
= 12,5 + 0,09
= 12,59
3. Modus
Keterangan:
- Karena frekuensi terbanyak ada di 25-36,
maka letak modusnya pun disanya.
- d1= 6-1= 5
- d2= 6-2= 4
- TBMo= 24+25/2 = 24,5
- interval = 4
Modus = TBMo + d1/(d1+d2) x interval
= 24,5 + 5/(5+4) x 11
= 24,5 + 5/9 x 11
= 24,5 + 6,11
= 30,61
Jadi ukuran pusat
modus tunggal dari data tersebut adalah 30,61
4. Kuartil
Keterangan: Kuartil, membagi data
menjadi seperempat bagian yang sama untuk data terurut
·
Kuartil 1
Letak Q1 = ¼ x n
= ¼ x 20 = 5
TBQ1 = 0+1/2 = 0.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
Q1
= TBQ1 + i [(Letak Q1-F1)/f1]
= 0.5 + 11 [(5-0)/9]
= 0.5 + 11 (5/9)
= 0.5 + 11 (0.56)
= 0.5 + 6,16
= 6,6
·
Kuartil
2
Letak Q2 = 2/4 x n = 2/4 x 20 = 10
TBQ2 = 12+13/2 = 12.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
Q1
= TBQ1 + i [(Letak Q2-F1)/f1]
= 12.5 + 11 [(10-9)/1]
= 12.5 + 11 (1)
= 12.5 + 11
= 23,5
§ Kuartil 3
Letak Q3 = ¾ x n = ¾ x
20 = 15
TBQ2 = 24+25/2 = 24.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
Q1
= TBQ1 + i [(Letak Q3-F1)/f1]
= 24.5 + 11 [(15-10)/6]
= 24.5 + 11 (0,83)
= 24.5 + 9,16
= 33,66
5. Desil
Desil, sekelompok data
terurut terbagi menjadi 10 bagian yang sama. Karena desil itu membagi letaknya
menjadi 10, maka untuk pembahasan kali ini hanya akan diberikan contohnya desil
1-3 saja.
§ Desil 1
LD1 = 1/10 x n = 1/10
x 20 = 2
TBD1 = 0+1/2 = 0.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
D1
= TBD1 + i [(LD1-F)/f]
= 0.5 + 11 [(2-0)/9]
= 0.5 + 11 (2/9)
= 0.5 + 2,4
= 2,94
§ Desil 2
LD2 = 2/10 x n = 2/10
x 50 = 10
TBD2 = 0+1/2 = 0.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
D1
= TBD2 + i [(LD2-F)/f]
= 0.5 + 11 [(4-0)/9]
= 0.5 + 11 (4/9)
= 0.5 + 4,88
= 5,39
§ Desil 3
LD3 = 2/10 x n = 3/10
x 50 = 15
TBD3 = 0+1/2 = 0.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
D1
= TBD3 + i [(LD3-F)/f]
= 0.5 + 11 [(6-0)/9]
= 0.5 + 11 (6/9)
= 0.5 + 7,33
= 7,83
6. Persentil
Persentil, sekelompok
data terurut terbagi menjadi 100 bagian yang sama. Karena persentil itu membagi
letaknya dari 100, maka untuk pembahasan kali ini hanya akan diberikan
contohnya persentil 1-3 saja.
§ Persentil 1
LP1 = 1/100 x n =
1/100 x 20 = 0.2
TBP1 = 0+1/ 2 = 0.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
P1
= TBP1 + i [(LP1-F1)/f1]
= 0.5 + 11 [( 0.2-0)/9]
= 0.5 + 11 (0.2/9)
= 0.5 + 0,24
= 0,744
§ Persentil 2
LP2 = 2/100 x n =
2/100 x 50 = 1
TBP2 = 0+1/ 2 = 0.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
P1
= TBP2 + i [(LP2-F1)/f1]
= 0.5 + 11 [( 0.4-0)/9]
= 0.5 + 11 (0.4/9)
= 0.5 + 0,48
= 0,988
§ Persentil 3
LP3 = 3/100 x n =
3/100 x 50 = 1.5
TBP3 = 0+1/ 2 = 0.5
i = 11
F1= 0
f1 = 9
P1
= TBP3 + i [(LP3-F1)/f1]
= 0.5 + 11 [( 0.6-0)/9]
= 0.5 + 11 (0.6/9)
= 0.5 + 0,73
= 1,233
IV. KESIMPULAN/SARAN
Berdasarkan hasil
analisis current system atau sistem yang sedang berjalan, prosedur penilaian
yang menjadi kekurangan dari sistem yang sedang berjalan ialah dalam Penilaian
yang tidak efektif, karena masih menggunakan pekerjaan secara manual. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu penelitian yang mampu membantu dalam pekerjaan
sekolah.
1.
Mean = 21,3
2.
Median = 12,59
3.
Modus = 30,61
4.
Kuartil
:
a. Kuartil 1 = 6,61
b. Kuartil 2 = 23,5
c. Kuartil 3 = 33,7
5.
Desil:
a. Desil 1 = 2,94
b. Desil 2 = 5,39
c. Desil 3 = 7,8
6.
Persentil:
a. Persentil 1 = 0,744
b. Persentil 2 = 0,988
c. Persentil 3 = 1,233
V. DAFTAR PUSTAKA
http://rupa-ru-pa.blogspot.com/2015/03/tugas-statistika.html
Satria,Eri. 2015. Statistik dan Probabilitas: Penyajian Data Numerik. STTG:Garut.
Satria,Eri. 2015. Statistik dan Probabilitas: Penyajian Data Numerik. STTG:Garut.
0 komentar:
Posting Komentar